MASALAH

 


Ma Adraa kamaa “Masalah” ?

Adakah diantara kita yang hidup tanpa masalah ? Rasanya tidak ada, karena memang kita adalah pembuat masalah. Sebentar, jangan tersinggung dulu. Kita sepakat bahwa manusia itu adalah tempatnya salah dan lupa, dan asal muasal masalah ya kalau tidak karena salah pasti karena lupa, disadari ataupun tidak.

Suka tidak suka, setuju tidak setuju, segala permasalahan yang kita hadapi sering kali disebabkan karena ulah kita sendiri, bukan karena orang lain atau lainnya. “Rabbi ‘Audzubika Min Syarri Nafsii”.

Secara umum definisi masalah adalah sebuah kondisi dimana terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Misalnya, harapan kita adalah menjadi juara kelas namun kenyataannya kita belum menjadi juara, nah itu menunjukkan bahwa sedang terjadi masalah disana. Ketika kita ingin menyelesaikan tugas tepat waktu namun kenyataannya tugas kita malah terbengkalai maka disitulah terjadi sebuah masalah. Dari definisi tersebut kita mulai memahami bahwa rasa-rasanya sulit bagi kita untuk terhindar dari masalah karena kerap merasakan adanya kesenjangan antara apa yang menjadi harapan dengan apa yang menjadi kenyataan saat ini.

Meskipun demikian, kita bisa mengatasi atas semua masalah-masalah yang kita hadapi. Kuncinya, jangan pernah lari dari masalah karena sesungguhnya masalah itu ibarat bola salju yang menggelinding, semakin kita lari dari masalah maka akan semakin membuat bola salju itu membesar, akan membuat masalah itu semakin besar dan rumit hingga semakin sulit bagi kita untuk menyelesaikannya. Masalah itu datang bukan untuk ditakuti akan tetapi untuk ditakluki. Hanya itu cara terbaik untuk mengatasi masalah, hadapi dan jangan pernah lari.

Bagaimana cara menghadapi masalah ?

Diatas sempat disinggung bahwa masalah adalah kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Maka mulai saat ini mari mencoba untuk menyesuaikan antara harapan dengan kenyataan. Jika harapannya besar maka berusahalah untuk melakukan sesuatu yang besar pula agar menjadi nyata. Jangan berharap terhindar dari masalah jika harapannya besar namun yang kita lakukan untuk sampai pada harapan itu adalah kecil atau bahkan nol. Ingin pandai namun malas belajar, ingin sukses tapi malas berusaha.

Harapan bisa juga kita artikan sebagai doa, dan kenyataan adalah usaha yang kita lakukan. Iringi doa dengan usaha dan iringi usaha dengan doa, karena doa tanpa usaha adalah “bohong’ sedangkan usaha tanpa doa adalah “sombong”. Jadilah ideal diantara keduanya sehingga masalah yang datang mampu kita hadapi.

Ingin menghadapi masalah, tapi...?

Masih percaya bahwa Allah tidak akan pernah membebani hamba-Nya dengan beban yang diluar batas kemampuannya ? Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah pernah berkata : “ Jangan pernah katakan kepada Allah bahwa kita memiliki masalah yang besar, akan tetapi katakanlah kepada masalah bahwa kita memiliki Allah yang Maha Besar. Jangan biarkan ketakutan kita menyebabkan kita lari dari masalah, sepahit apapun itu terima dan hadapi sebagai sebuah konsekuensi dan percayalah Allah selalu melebihi kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba yang mau menghadapi masalah dan selalu mengambil hikmah dari setiap masalah yang dihadapinya. (HM)

Komentar