BERBUAT BAIK

 

“Bukan yang bagus pakaiannya,

Namun yang bagus perangainya...”

 

Begitulah kurang lebih kutipan salah satu nasihat dari Buya yang sering kami dengar. Beberapa kali kami menjadi saksi atas implementasi nasihat tersebut pada laku atau suluk keseharian beliau. Tak pernah melihat kepada siapa dan dari mana orang itu namun perbuatan baik itu tetap dilakukan. Kami mencoba menyimpulkan bahwa ternyata perbuatan baik akan selamanya menjadi baik dan berbuah kebaikan sekalipun misalkan diberikan kepada “orang yang tidak baik”. Karena kebaikan tidak mengenal fisik, tidak mengenal agama, tidak mengenal warna kulit dan lain sebagainya.

 

Seringkali kita memilah dan memilih dalam berbuat baik, yang pada akhirnya memunculkan egosentris berupa mindset bahwa kita akan baik jika orang lain baik dan jika orang lain tidak baik maka kami enggan untuk berlaku sebaliknya. Seakan kami lupa bahwa “Arrahman” selalu menampilkan sisi baik kepada seluruh makhluk apapun itu. Jangan kecewa jika melihat ada orang yang durhaka kepada-Nya namun tetap mendapatkan kenikmatan didunia karena sejatinya itulah pengasihan dan jangan sampai kekecewaan itu malah merubah jauh menjadi prasangka yang tidak baik kepada-Nya dengan berpikir bahwa Allah lebih rela memberikan kebaikan kepada dia yang durhaka bukan kepada kita yang taat.

 

Itulah kebaikan yang hakiki karena tidak memiliki sekat atau batas dalam penerapannya. Jika Dia berlaku demikian kenapa tidak dengan kita ? karena sebagai hamba dari Arrahman, kita perlu melakukan duplikasi sifat tersebut dalam laku kehidupan kita sehari-hari, dan kita juga selalu memiliki kebaikan yang bisa dibagi kepada orang atau makhluk lain. Jika sanggup berbuat banyak kebaikan maka perbuatlah dan jika belum mampu maka berbuatlah kebaikan sebisa dan semampu kita, diawali dengan sesuatu yang kecil hingga munculnya celah untuk dapat meningkatkan sesuatu yang kecil itu. (HM)

Komentar